Sopir Truk di Tanjungpinang Kesulitan Dapat Solar, Antre hingga Berjam-jam di SPBU
KORANBATAM.COM 01 Mei 2024, 13:13:47 WIB
TANJUNGPINANG
Sopir Truk di Tanjungpinang Kesulitan Dapat Solar, Antre hingga Berjam-jam di SPBU

Keterangan Gambar : Antrean kendaraan mengular di SPBU Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (14/10/2023). /Andri Dwi Sasmito/Ulasan.co


KORANBATAM.COM - Sopir lori atau truck atau angkutan barang yang sehari-hari bekerja menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjerit.

Pasalnya, saat ini diduga untuk mendapatkan BBM tersebut bukan hal yang mudah. Bahkan, antrian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina sangat panjang sehingga tidak jarang yang tak mendapatkan kuota minyak.

Akan hal itu, tiga organisasi yang peduli akan anggotanya yang rata-rata didominasi para sopir lori atau truck angkat bicara.

Adapun organisasi yang dimaksud ialah Romantika Supir Truck Indonesia (RSTI), Koperasi Serba Usaha (KSU) Pengemudi Mandiri dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Devisi angkutan barang Kepri.

Dari Organda, Elfi Edison sangat mendongkol akan sulitnya mendapatkan BBM jenis solar di Ibukota Provinsi Kepri.

“Kemana pemerintah?, Anggota kita semuanya pemilik angkutan barang, bahan bakar yang digunakan solar. Semua teriak solar sulit,” ujarnya kesal, Rabu (1/5/2024).

Sulitnya mendapatkan BBM ini, kata dia, pemerintah wajib hadir dan memberikan solusi terbaik agar pekerja yang sehari-hari berpenghasil dari angkutan dapat menghidupi keluarga. 

“Pemerintah harus turun ke lapangan, lihat langsung dan dengar keluhan masyarakatnya. Jangan hanya main tik tok aja kerjanya,” katanya menyindir.

Hal tersebut juga disetujui oleh Ketua KSU Pengemudi Mandiri, Adjie. Ia juga sangat menyesalkan terhadap minimnya perhatian pemerintah dalam pengelolaan kartu untuk mendapatkan BBM solar.

“Mirisnya, pengemudi atau Sopir di lapangan ada yang tak mendapatkan minyak subsidi. Alhasil, beli minyak solar non subsidi yang harganya selangit (tinggi, red). Ini sangat merugikan para supir,” imbuhnya.

“Saya minta pemerintah benahi, turun ke SPBU, dan lihat antre mengular setiap hari. Jangan lengah akan hal ini,” katanya lagi.

Intinya, Adjie ingin pemerintah memberikan solusi yang terbaik bagi pekerja sopir yang mencari rezeki untuk keluarga mereka setiap harinya.

“Saya meminta agar pemerintah menambah kuota minyak dan mengawasi BBM subsidi khususnya solar supaya bisa tepat sasaran. Sehingga tidak terjadi penyelewengan karena lori yang antre bukan hanya dari Tanjungpinang saja, yang dari luar pinang (daerah, red) juga ada,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Satgas RSTI Tanjungpinang-Bintan, Putra juga menginginkan hal senada dari dua sumber di atas. Ia berharap antrian panjang mendapatkan BBM solar di SPBU tak sepanjang saat ini.

“Apalagi saya sopir lori angkut ikan, kalau tak dapat kuota solar kerugian akan saya terima. Anak dan istri saya mau makan apa?, semoga hal ini ada solusinya dari pemerintah,” katanya.

Ia juga menyarankan agar dua pemerintahan yang ada di pulau Bintan dapat bersinergi memberikan kemudahan dalam mendapatkan kuota minyak.

“Saat ini Bintan pakai kartu Bukopin, sedangkan di Tanjungpinang pakai Brizzi. Di sini sulitnya kita sebagai sopir angkutan. Pemerintah, dengarkanlah jeritan hati kecil kami ini agar kami dapat menghidupkan keluarga kecil kami," pungkasnya. (*)




- -
Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook

;